Find pit about our scholars and what they have to say about the program.
Data Analyst - Beswan 2022
Sebelum bergabung dengan THINK, seringkali saya kesusahan bagaimana menentukan frame analisis sebuah bisnis yang benar. Walaupun banyak informasi beredar di internet tentang cara Analisa saham, saya berpikir hanya dua atau tiga sumber saja yang make sense dan “benar - benar” informatif tetapi itu sa....
Sebelum bergabung dengan THINK, seringkali saya kesusahan bagaimana menentukan frame analisis sebuah bisnis yang benar. Walaupun banyak informasi beredar di internet tentang cara Analisa saham, saya berpikir hanya dua atau tiga sumber saja yang make sense dan “benar - benar” informatif tetapi itu sangat terbatas pada aspek – aspek tertentu, selebihnya sumber lain hanya menyajikan rasio, info sekilas tentang perusahaan dan naik turun grafik performa perusahaan. Informasi – informasi tersebut menurut saya, sangat bias karena tidak didukung data dibalik performa atau rasio perusahaan yang naik/ turun serta tidak tersusun dengan jelas alur analisanya dan cenderung dangkal. Padahal seiring berjalannya waktu, jumlah uang yang saya investasikan tentunya akan terus meningkat, tetapi jika Analisa yang digunakan tidak mendalam, maka sama saja saya berjudi dengan uang jerih payah hasil kerja.
Dari itu semua, saya menyadari bahwa saya butuh sumber informasi yang benar dan komunitas yang baik untuk mendukung dalam menganalisa bisnis serta dapat membantu dalam meningkatkan ketajaman (sense) dalam membaca laporan keuangan perusahaan. Didorong kebutuhan untuk mendapat cara menganalisa bisnis yang benar, saya menemukan salah satu founder THINK (Pak John) serta Pak Chris Angkasa di Youtube yang sering kali memberikan pengetahuan terkait investasi, tidak seperti sumber lainnya, informasi yang disampaikan mereka berdua lebih seperti kaidah/pedoman dalam berinvetasi yang mengajarkan bahwa melihat performa perusahaan saja itu tidak cukup, harus tahu bagaimana ownernya, bagaimana bisnis modelnya, baru dilihat performa dan terakhir baru seperti apa valuasinya.
Menurut saya, konsep itu sangat logis dan memiliki kerangka berpikir yang tersusun untuk memberikan gambaran lengkap dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu, ketika Pak John membuat platform THINK untuk belajar investasi saya sangat tertarik untuk bisa bergabung di dalamnya, karena memberikan informasi dan pengajaran yang baik ditambah ketika berada di komunitas yang tepat, maka otomatis cara berpikir dan karakter kita akan mengikuti orang – orang di sekitar kita. Salah satu konsep yang diajarkan di THINK adalah Circle of Competence, menariknya ini yang mendorong saya yakin dengan THINK karena sangat sesuai dengan pengalaman saya dalam berinvestasi, yaitu salah satu keputusan investasi yang memberikan return terbaik sebelum saya mengenal THINK.
Ketika pandemi di tahun 2020, saya memutuskan untuk berinvestasi di ASII, karena saya melihat perusahaan ini lebih dari setengah revenue nya berasal dari otomotif yang waktu itu sedang terpuruk. Kebetulan saat itu saya bekerja di kompetitor perusahaan Astra, merasa sangat heran dengan saham Astra yang turun dratis, padahal kami selaku kompetitor ketika melihat data – data yang ada, masih optimis dengan pangsa pasar otomotif di Indonesia terutama nanti setelah kondisi mulai membaik, bahkan perusahaan kami justru menjadikan astra sebagai standar bagi perusahaan.
Melihat kesempatan itu, saya mulai mendalami kondisi bisnis dan keuangan astra, dan menurut saya kondisi turunnya harga ASII saat itu hanya bersifat sementara dan akan bangkit setelah pandemi karena kondisi perusahaan masih bagus hanya tertekan oleh pandemi karena orang – orang lebih mengutamakan saving untuk menghadapi COVID daripada membeli barang yang tidak dibutuhkan, selebihnya tidak ada faktor yang dapat membuat Astra rugi permanen atau bahkan bangkrut. Dan memang benar ketika kondisi mulai membaik, pola konsumtif masyarakat mulai Kembali dan harga ASII pun langsung melejit dari sekitar 3000 menjadi 6800 dalam waktu kurang dari setahun. Itu memberikan saya return yang besar ditambah 2x dividen pada periode itu.
Jika dilihat secara utuh, keberhasilan yang saya dapat selama berinvestasi, itu tidak terlepas dari prinsip yang diajarkan dan selalu ditekankan oleh tim THINK, yaitu pahami bisnis, ketahui kompetensimu (jangan merasa tahu segalanya) karena ketika paham dengan apa yang kita lakukan kita akan tenang dalam berinvestasi, jangan melihat return orang lain agar tetap fokus pada kompetensi kita dan berusaha mengembangkannya, selalu melihat margin of safety karena tidak selamanya Analisa kita selalu benar, dan mengalokasikan uang kita dengan baik. Itu semua akan membantu dalam mencapai hasil investasi terbaik kita.
Karyawan Swasta - Beswan 2021
Bagi saya menjadi salah seorang penerima beasiswa di THINK merupakan sesuatu yang tidak terlupakan. Karena melalui program beasiswa di THINK langkah saya semakin dimudahkan dalam berinvestasi di dalam pasar saham. Perjalanan investasi saya berawal dari akhir tahun 2020. Di saat itu, saya mencari ham....
Bagi saya menjadi salah seorang penerima beasiswa di THINK merupakan sesuatu yang tidak terlupakan. Karena melalui program beasiswa di THINK langkah saya semakin dimudahkan dalam berinvestasi di dalam pasar saham. Perjalanan investasi saya berawal dari akhir tahun 2020. Di saat itu, saya mencari hampir 95% informasi saham dari internet . Awal terjun ke dunia saham, saya lebih banyak mengenal dunia trading. Lama- kelamaan saya menyadari bahwa dengan trading secara terus- menerus tidak baik bagi psikologi saya. Lalu saya memutuskan untuk bermain aman yaitu di saham bluechip.
Singkat cerita, saya mengenal THINK dan saya sangat tertarik dengan beberapa postingan yang disajikan THINK. Saya berusaha untuk mempelajari persyaratan untuk ikut dalam program beasiswa THINK. Ternyata setelah diterima di THINK, saya belajar banyak hal. Salah satunya dasar akuntansi yang sebelumnya saya tidak begitu mengerti dikarenakan background saya yang dari ilmu teknik. Tidak sampai di situ, THINK bahkan memberikan data- data yang lengkap dari suatu pembelajaran industri yang disampaikan, juga selalu ada pengalaman pribadi dari member di THINK yang bisa menjadi pedoman dalam dunia investasi.
Keputusan investasi terbaik saya adalah tidak menjual semua saham saat saham yang saya miliki mengalami kekalahan. Saham yang saya miliki ini sudah mendapat profit 150% dan ketika menjadi turun di profit hanya sekitar 15% saya tidak menjualnya. Ini dikarenakan saya yakin akan apa yang saya beli , karena sebelum membelinya, kebetulan saya melihat langsung ke lapangan mengenai emiten yang saya beli ini. Saya melihat bagaimana potensinya dan sampai sekarang saya masih hold saham tersebut. Bahkan sekarang saya masih berharap harganya dibawa turun dulu.
Akhir kata yang ingin saya sampaikan bahwa dalam berinvestasi jangan membandingkan hasil investasimu dengan hasil investasi orang lain. Nikmati proses dari pembelajaran dalam dunia investasi. Bergabung di THINK merupakan langkah awal yang sangat membantu untuk ke tahap selanjutnya di dalam investasi. Untuk belajar di THINK tidak perlu latar belakang dari jurusan keuangan, asal ada kemauan dan tekat, belajar di THINK akan menjadi pengalaman belajar yang tidak terlupakan.
Oil and Gas Business Development - Beswan 2021
Pekerjaan saat ini business development di segmen konstruksi oil and gas. Saya sudah mengenal saham sejak tahun 2018. Masalah yang saya rasakan adalah belum sepenuhnya menyadari kemampuan diri, sehingga lebih banyak menghabiskan waktu dan biaya dalam aktivitas spekulasi daripada investasi. Apalagi....
Pekerjaan saat ini business development di segmen konstruksi oil and gas. Saya sudah mengenal saham sejak tahun 2018. Masalah yang saya rasakan adalah belum sepenuhnya menyadari kemampuan diri, sehingga lebih banyak menghabiskan waktu dan biaya dalam aktivitas spekulasi daripada investasi. Apalagi di tahun 2018 sampai di tengah pandemi di tahun 2020, pembahasan seputar investasi saham semakin ramai di media sosial. Tidak mudah untuk menemukan tempat belajar yang tepat. Tidak jarang pada saat itu saya terjebak di fase FOMO. Saya tidak benar-benar menyadari bahwa investasi yang dilakukan lebih menjurus ke spekulasi.
Menjelang akhir 2020 saya mulai memanfaatkan waktu yang lebih luang untuk mendalami pemahaman tentang investasi saham. Sumber utama selain buku tentu saja media sosial. Di antara beragam suara di media sosial, THINk menarik perhatian saya. Awalnya karena penasaran dan tertantang untuk mengikuti seleksi menjadi beswan. Selain itu, saya juga tertarik karena THINK banyak disuarakan oleh Ko Chris Angkasa. Saya rasa belum ada komunitas yang meminta calon anggotanya untuk menuliskan tesis investasi sebagai salah satu persyaratan. Persyaratan tersebut malah menjadi motivasi bagi saya untuk mencoba mendaftar THINK. Saya rasa tahun 2020-2021 menjadi pembelajaran yang sangat bermakna untuk tidak terburu-buru, terutama dalam berinvestasi dengan uang yang sudah kita dapatkan dari pekerjaan utama.
Jika melihat ke belakang, memberanikan diri untuk mendaftar THINK menjadi salah satu keputusan terbaik saya dalam perjalanan berinvestasi. Ternyata, tetap perlu berawal dari kesadaran untuk berinvestasi di diri sendiri. Investasi awalnya bisa dibilang cukup mahal, tapi bermanfaat dalam jangka panjang dibanding menghabiskan waktu dan biaya dalam aktivitas spekulasi. Investasi pada diri sendiri yang dilakukan terutama dalam hal belajar berpikir dan memproses pemikiran tersebut, lalu mulai fokus pada analisis bisnis. Dalam proses tersebut, menjadi semakin yakin bahwa pengetahuan dan kemampuan berpikir bisa membentuk saya menjadi manusia yang bermanfaat bagi sekitar dan pada akhirnya juga membawa kebaikan untuk diri sendiri.
Dengan berproses di THINK, saya mulai bisa membentuk conviction yang lebih mandiri dalam berinvestasi dan sempat merasakan bagger pertama dari conviction tersebut. Dari proses tersebut saya belajar bahwa kita bisa terus memperdalam skill saya terkait analisis dan seni berinvestasi. Saya berterima kasih untuk THINK serta tim yang terlibat di dalamnya. Saya yakin apa yang diajarkan dan dibentuk di THINK bermanfaat bagi mereka yang serius ingin belajar. Setelah satu tahun lebih di THINK, selain mendapatkan kerangka berpikir yang lebih baik, saya juga mendapat banyak kenalan baru yang luar biasa dan saling berbagi pemikiran. Ke depannya, saya harap bisa ikut serta juga di aktivitas offline THINK lainnya. Terima kasih!
Mahasiswa - Beswan 2021
Awalnya saya ingin belajar lebih dalam tentang investasi saham namun tidak menemukan media pembelajaran yang bagus, kelas-kelas lain dapat dibilang hanya menyediakan ilmu cover saja.
Saya sempat nonton video Pak Doddy dan mulai tahu Ko John, darisana mulai join komunitas Ko John dan bahasan didal....
Awalnya saya ingin belajar lebih dalam tentang investasi saham namun tidak menemukan media pembelajaran yang bagus, kelas-kelas lain dapat dibilang hanya menyediakan ilmu cover saja.
Saya sempat nonton video Pak Doddy dan mulai tahu Ko John, darisana mulai join komunitas Ko John dan bahasan didalamnya sangat berkualitas dan sesuai dengan ajaran dari Warren Buffett dan Charlie Munger. Sejak, tahu Ko John progress belajar jadi lancar. Karena itu, ketika THINK dibangun tanpa berpikir panjang lagi ya langsung coba apply untuk jadi scholar.
Join dengan THINK merupakan keputusan investasi terbaik bagi saya. Knowledge yang diprovide oleh THINK, bila digunakan dengan baik akan memberikan return yang sangat bagus. Baik dari segi finansial maupun kehidupan.
Saya ingin berterimakasih kepada Ko John dan juga Tim THINK yang telah memberikan kesempatan untuk bergabung dengan komunitas ini. Begitu banyak pelajaran berharga yang didapatkan. Joining THINK is definitely one of my life's best decisions.
Data Analyst - Beswan 2021
Saya pertama kali menekuni dunia investasi saham pada awal tahun 2020, saat saya punya pekerjaan tetap pertama dan punya uang sendiri yang bisa diinvestasikan. Saya coba mengikuti semua influencer-influencer saham dan membaca semua berita yang ada. Ternyata yang ada, saya malah kebingungan karena se....
Saya pertama kali menekuni dunia investasi saham pada awal tahun 2020, saat saya punya pekerjaan tetap pertama dan punya uang sendiri yang bisa diinvestasikan. Saya coba mengikuti semua influencer-influencer saham dan membaca semua berita yang ada. Ternyata yang ada, saya malah kebingungan karena sering kali apa yang dibicarakan tidak konsisten, baik antara influencer satu dan yang lain, maupun dengan influencer itu sendiri. Pembahasannya seringkali terlalu umum dan tidak ada value added dari setelahnya saya membaca. Akibatnya, saya tidak punya kerangka belajar yang baik serta bingung menentukan langkah-langkah serta urutannya saat mempelajari suatu perusahaan. Progress belajar saya stagnan selama tahun itu.
Di akhir tahun 2020 saya menemukan akun youtube Pak Chris secara random dari akun twitter saya. Saya ingat kata-kata beliau dimana intinya beliau bilang “Terlalu banyak informasi di internet dan most of them are rubbish. Pilih satu orang yang menurut kamu memang mumpuni dan berilmu lalu biarlah orang tersebut yang mengkurasi informasi-informasi tersebut”. Setelah melihat video Pak Chris mengenai perusahaan batubara saya merasa ini lah yang saya cari selama ini. Value added dari video beliau begitu terasa sehingga saya merasa beliau orang tepat untuk menjadi “kurator saya“ di internet. Melalui beliau lah saya menemukan Pak John, Pak Sumadi, dan Billy di group telegram SML pada tahun 2021 yang setelahnya membentuk THINK (waktu itu bernama TRI). Beliau-beliau membagikan ilmu dan informasi yang relevan dengan investasi di grup juga sumber belajar mandiri secara cuma-cuma, menjadikan saya yakin bahwa beliau ini memang memiliki ilmu yang dalam, tidak berorientasi mencari member untuk “dibodoh-bodohi” seperti grup telegram lainnya. Terlebih lagi ada program scholarship yang akhirnya saya coba untuk apply dan puji Tuhan diterima, menandakan bahwa orientasi para founder bukan hanya uang, tetapi memang ada value yang ingin diberikan kepada masyarakat/komunitas. Kedua hal tersebut yang menjadi alasan saya untuk memilih THINK.
Saya mengimplementasikan apa yang saya pelajari di THINK secara mandiri dan berinvestasi pada Medco Energi. Ternyata memang ilmu yang diajarkan benar. Saya paham mengenai industri hulu migas karena saya jurusan kuliah saya berhubungan erat dengan industri hulu migas. Hal itu juga yang membuat saya punya banyak kenalan yang bekerja di industri hulu migas dan bisa mengetahui iklim bisnisnya dari orang-orang yang terlibat. Terlebih lagi di lingkungan jurusan kampus saya nama Pak Hilmi Panigoro bukanlah nama yang asing sehingga saya yakin dan percaya dengan beliau sebagai Presdir Medco Energi. Dari informasi-informasi tersebut, saya coba terapkan apa yang THINK ajari sehingga saya punya conviction untuk membeli saham Medco Energi bahkan sebelum masuk THINK List.
Saya sementara belum resubscribe lagi dikarenakan satu dan lain hal, namun saya berani mengatakan dengan level kedalaman pemahaman materi dan research saya, terlebih tanpa mengabaikan user interface dan user experience, saya melihat Rp 18 jt/tahun masih sangatlah murah dan worth it! Will resubscribe in the future for sure (walaupun pasti harganya udah naik lagi hehe 😊